Nikon System

Hampir sebagian besar dari foto yang selama ini saya hasilkan, merupakan hasil dengan nikon system . Kalau anda bertanya mengapa saya memakai system ini tidak system yang lain, alasan saya adalah karena saya terlanjur memilih system ini seperti yang anda ketahui, semangkin lama seseorang menggunakan sebuah system semangkin sulit untuk merubah system yang anda pakai.

Sejalan dengan waktu (hampir kira-kira 20 tahun mengenal hobby fotografi), sekarang saya menggunakan system nikon dengan lensa mulai dari 15mm-500mm, dengan berapa body Analog & Digital (FF / APS)

Secara keseluruhan gambaran system yang saya pergunakan:

Body Analog:

  • nikon F4
  • nikon F3 Pinslide
  • nikon F801
  • nikon FM2n
  • nikon FG20

Body Digital:

  • nikon D50 (APS)
  • nikon D850 (FF)
  • nikon D500 (APS)

Lensa:

  • Zeiss Distagon 15mm/2.8 ZF2
  • nikkor AF 20mm/2.8
  • Samyang TS 24mm f3.5 ED AS
  • Mamiya-Sekor 35mm/3.5 N , Zorkendorf PC
  • nikkor AF 35mm/2.0D
  • Voigländer Ultron 40mm/2.0 SL
  • nikkor 50mm /1.8 AiS
  • Olympus Zuiko Macro Auto 50mm f3.5 dengan olympus OM – Nikon F adapter
  • Olympus Zuiko Macro Auto1:1 85mm f4 dengan olympus OM – Nikon F adapter
  • Olympus Zuiko Macro Auto1:1 135mm f4.5 dengan olympus OM – Tube Leitax Nikon F adapter
  • nikkor AF 85mm/1.8
  • nikkor 85mm/2.0 AiS
  • nikkor AF macro 105mm/2.8
  • nikkor 135mm/2.0 AiS
  • EL APO Nikkor 135mm/5.6
  • nikkor 400mm/3.5 AiS
  • nikkor 500mm/4.0 P
  • nikkor AFD 80-200mm/2.8
  • zoom nikkor 35-105mm/3.5-4.5 AI-S
  • nikkor AFS 17-55mm/2.8 DX

Telekonverter:

  • TC 14B
  • TC 301

Assesorie:

  • Blitz SB 24, SB15, SB700
  • SD 7 Blitz powerpack
  • SU 4 Blitzsensor
  • SK17 TTL blitzkabel
  • Kenko makro tube (modifikasi)
  • PB4 (modifikasi) dengan lensa EL APO Nikkor 135mm/5,6 & PS4
  • Zorkendorf PC adapter dengan lensa Mamiya 35mm/3,5 sebagai PC lensa
  • Berbagai Adapter dan Filter

Bersamaan dengan waktu berjalan, cuma lensa nikkor AFD 80-200mm/2,8 (D850) & nikkor AFS 17-55mm/2.8 (D50/D500) sebagai lensa zoom yang masih saya pakai, selebihnya saya lebih suka untuk memakai lensa fix lens ( terutama 35mm, 85mm & 20mm), kalau saya hanya bisa membawa 1 lensa maka saya memilih untuk keluar dengan lensa 40mm.

Draw your Diagram with PlantUML

Ref:

[plantuml]
Alice -> Bob: Authentication Request
Bob --> Alice: Authentication Response

Alice -> Bob: Another authentication Request
Alice <-- Bob: another authentication Response
[/plantuml]

Installing RIDE on Rasbian Bullseye 64 OS

prepare wxpython installation:

sudo apt-get update
sudo apt-get install libgtk-3-dev

Install wxpython for build on Pi:

sudo pip install -U wxpython

Remark this process can take hours for buiding installer!

Looking in indexes: https://pypi.org/simple, https://www.piwheels.org/simple
Collecting wxpython
  Using cached https://files.pythonhosted.org/packages/b0/4d/80d65c37ee60a479d338d27a2895fb15bbba27a3e6bb5b6d72bb28246e99/wxPython-4.1.1.tar.gz
Requirement already satisfied, skipping upgrade: pillow in /usr/lib/python3/dist-packages (from wxpython) (5.4.1)
Requirement already satisfied, skipping upgrade: six in /usr/lib/python3/dist-packages (from wxpython) (1.12.0)
Requirement already satisfied, skipping upgrade: numpy in /usr/lib/python3/dist-packages (from wxpython) (1.16.2)
Building wheels for collected packages: wxpython
  Running setup.py bdist_wheel for wxpython ... done
  Stored in directory: /home/andie/.cache/pip/wheels/54/32/da/dc5c828a12bc9a1ca58d5555f1076fd7d2984ae9c0e03eb510
Successfully built wxpython
Installing collected packages: wxpython
  The scripts helpviewer, img2png, img2py, img2xpm, pycrust, pyshell, pyslices, pyslicesshell, pywxrc, wxdemo, wxdocs and wxget are installed in '/home/andie/.local/bin' which is not on PATH.
  Consider adding this directory to PATH or, if you prefer to suppress this warning, use --no-warn-script-location.
Successfully installed wxpython-4.1.1

Install RIDE:

sudo pip install robotframework-ride

now you can start it via terminal:

nohup ride.py &

How to used Robotframework for file download from Internet

Pada umumnya pengguna Robotframework, menggunakan Web interface Library ( SeleniumLibrary , Browser Library ) untuk automatisasi download data dari Internet.

File download with Robotframework

Sebenarnya banyak cara lain yang lebih mudah digunakan untuk tujuan tersebut.

Methode 1:

mengunakan Standard libraries (Run Process) dengan menggunakan download tools yang tersedia pada umumnya seperti CURL atau WGET
${download_status}    run Process    curl    -O    ${download_uri}    >    ${download_target}    shell=True
    log many    ${download_status.rc}    ${download_status.stdout}    ${download_status.stderr}
Directory Should Not Be Empty    ${download_folder}
File Should Exist    ${download_target}

Methode 2:

menggunakan HTTP RequestsLibrary dengan Keyword: GET On Session
Create Session    download    ${HOST}    verify=False    debug=1
${response}    Get On Session    download    ${MSI}
log many    ${response}
Create Binary File    ${download_target}    ${response.content}
Directory Should Not Be Empty    ${download_folder}
File Should Exist    ${download_target}

Kelemahan dan Problem yang ada akan hadapi dengan menggunakan
Methode 1. adalah hanya akan befungsi untuk plain text data , atau juga data yang tidak dengan format biner.

Untuk data-data dengan format biner, contohnya *.MSI anda akan mendapat Problem seperti ini, pada saat mencoba untuk menggunakan data tersebut.

Windows *.MSI data rusak dalam process download .

Hanya dengan Methode 2. anda akan mendapatkan File biner (*.MSI) tanpa kerusakan.

Semoga informasi ini berguna untuk pengguna Robotframework dimana saja.

Vintage Lens 2 on Nikon DSLR

Lensa macro kedua yang saya pergunakan dengan kamera DSLR, adalah Olympus Zuiko Macro Auto1:1 85mm f4.

Olympus sebagai produsen Fotografi optik juga terkenal, dengan Produk (lensa macro) yang mempunyai kwalitas yang sangat baik , lensa ini menarik untuk saya karena jarak ke motiv yang sangat nyaman untuk pemotretan, dan kalau digunakan langsung dengan nikon D50 & Dandelion Chip Tube saya (22mm). saya dapat menggunakan on Body Flash untuk pemotretan macro saya.

Lensa: Olympus OM Zuiko 1:1 Macro Lens 80 mm f/4

Assesori: Adapter Lensa Olympus OM ke Nikon F MountDandelion chipping Tube.

Contoh hasil foto dengan D50 & D850

Using Olympus Zuiko OM Macro Lens on Nikon DSR Camera

Dalam artikel ini saya mencoba untuk menjabarkan mengapa saya menggunakan lensa olympus macro untuk membuat slide copy dengan nikon DSR kamera saya.

Seiring dari migrasi PC saya dari windows XP ke MAC, saya menemui hal yang agak mengganggu dalam kegiatan fotografi saya, sebelum berpindah ke MAC semua slide Analog saya selalu saya digitalisasi dengan Film Scanner (Canon Canoscan 2700) , scanner ini mesih menggunakan SCSI2 interface untuk dihubungkan dengan PC, setelah migrasi ke MAC , ternyata sangat sulit untuk mencari Driver serta Adapter untuk menghubungkan USB ke SCSI2, karena itu saya mencari solusi bagaimana mendigitalisasi film atau slide saya.

Beberapa waktu yang lalu saya temukan solusi yang menarik untuk digitalisasi Slide dan Negativ saya dengan Lensa Macro (Olympus OM Zuiko Auto Macro 50mm/F3.5 ).

Transfer Slide to digital with Nikon PB4 and PS4 on D850 & Zuiko 50mm Macro lens

Mengatur fokus dengan Live view mode pada D850 mudah dan nyaman. Waktu digitalisasi juga lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan film scanner.

Berikut ini lensa Olympus Zuiko OM yang saya gunakan:

  • Olympus Zuiko Macro Auto 50mm f3.5
  • Olympus Zuiko Macro Auto 1:1 80mm f4 & Close-up Lens 80mm Macro f=170 mm
  • Olympus Zuiko MC Auto-Macro 135 mm f4.5
  • Telescopic Auto Tube 65–116 (with Leitax nikon converted & original olympus om zuiko)

ini adalah adapter yang saya gunakan:

  • Olympus OM – Nikon F Adapter

SAT to IP with Kodi(LibreElec)

Kali ini saya akan mengungkapkan pengalaman saya menggunakan Raspberry Pi dengan KODi OS (LibreElec) sebagai Media Player untuk signal TV Satelit ke IP.

Solusi ini saya pilih karena reciever SAT to IP yang saya miliki tiba-tiba rusak. Dan jenis reciever ini tidak lagi diproduksi oleh Devolo.

Devolo SAT > IP Reciever

Semulanya TV system saya terhubung sebagai berikut:

  • system semula: TV Satelit Antena -> Devolo SAT-IP Server -> Router -> Devolo SAT-IP Reciever -> TV(hdmi-in)
  • Problem dalam system: TV Satelit Antena -> Devolo SAT-IP Server -> Router -> Devolo SAT-IP Reciever(tidak berfungsi) -> TV(hdmi-in)
  • Solusi: TV Satelit Antena -> Devolo SAT-IP Server -> Router -> Raspberry pi 3b (KODI OS) -> TV(hdmi-in)

Ide ini timbul karena selama ini saya dapat langsung menikmati Program TV SAT to IP Program lewat SAT > IP apps (dengan IPHONE & IPAD).

SAT > IP App

Berikut Ini sketsa solusi Implementasi hardware IPTV dan SAT to IP :

Home Entertainment with Sat to IP / SATIP

Mulailah saya mencari spesifikasi SAT>IP yang saya temukan di halaman ini: https://www.satip.info/resources/channel-lists/

Untuk mencoba apakah channel list ini dapat dipergunakan di KODI, saya melakukan ujicoba sebagai berikut:

Saya coba untuk menggunakan m3u files yang saya dapatkan di atas, untuk diupload di VLC Viewer sebagai Mediaplayer List:

VLC Media Player m3u
VLC Media Player m3u

VLC Media Player Sat Program

VLC Media Player Sat Program Access OK

Solusi ini dengan VLC ternyata berfungsi dengan baik, sekarang saatnya saya mencoba untuk menggunakan m3u file tersebut sebagai konfigurasi tv di KODI.

Persiapan untuk konfigurasi KODI:

  • Instalasi OS KODI di raspberry pi 3b
  • Konfigurasi KODI dengan  PVR IPTV Simple Client Addon
  • Konfigurasi PVR IPTV Simple Client untuk menggunakan M3U file yang saya sebutkan di atas.
  • Sebagai Remote control saya dapat menggunakan Kodi Remote App dengan iphone.

Setelah konfigurasi selesai maka KODI dapat saya pakai untuk menjadi SAT to IP reciever menggantikan Devolo SAT-IP Reciever yang tidak lagi berfungsi .

Lebih murah dan mempunyai lebih banyak fungsi dibandingkan dengan Devolo SAT-IP Reciever, saya juga dapat menikmati IP TV langsung dengan TV saya selain SAT to IP, dengan KODI. Serta menikmati Program TV lewat Apps dari sender tertentu.

Selain itu saya juga dapat menikmati Siaran Internet TV dari Sender yang ada di Indonesia secara langsung lewat Internet tanpa satelit.

Perbedaan antara Docker, containerd, CRI-O dan runc

Sedikit berbagi sumber informasi tentang pemahaman thema yang saya sebut di judul atas.

Sumber Informasi asli saya dapatkan di sini: https://www.kreyman.de/index.php/others/linux-kubernetes/232-unterschiede-zwischen-docker-containerd-cri-o-und-runc

Munculnya Docker memicu ledakan popularitas kontainer. Sejak itu, semakin banyak alat dan standar yang dirancang untuk membantu mengatur penggunaan teknologi ini.

Sayangnya, cukup sulit untuk mengikuti perkembangan. “Pertempuran” antara perusahaan teknologi besar juga membingungkan bagi banyak dari kita.

Dalam artikel ini, saya akan membahas semua nama besar yang pernah Anda dengar dan mencoba menguraikan jargon teknis untuk Anda dan menjelaskan bagaimana ekosistem kontainer akan bekerja sama pada tahun 2021.

Dan jika Anda berpikir bahwa Anda adalah satu-satunya yang tidak mengerti semua ini, jangan khawatir … Anda tidak sendirian!

Pahami Docker

Ada perbedaan antara Docker (dalam bentuk perusahaan), Docker-Containern, Docker-Images, dan Development Tools Docker yang biasa kita gunakan:

Joe Beda Twitter

Sumber:  https://twitter.com/jbeda

Seperti yang Anda lihat, Anda bukan satu-satunya yang bingung. Joe Beda , co-developer Kubernetes, setuju.

Ini adalah kesempatan sempurna untuk menjernihkan beberapa kebingungan dan membantu Anda memahami kapan itu Docker, containerd, atau CRI-O. Ini sangat penting jika Anda ingin membahas topik Kubernetes.

Penting bagi Anda untuk mengingat hal-hal berikut:

Wadah tidak lagi dikaitkan secara permanen dengan nama Docker. Ada beberapa alat kontainer yang tersedia. Docker adalah salah satunya, dan Docker (perusahaan) mendukung beberapa tetapi tidak semuanya.

Jika Anda masih berpikir bahwa container hanyalah Dockers, baca terus! Sekarang kita akan melihat lebih dekat pada ekosistem kontainer.

Garis besar ekosistem kontainer

Ekosistem kontainer terdiri dari banyak teknologi, istilah khusus, dan perusahaan pesaing. Untungnya, perusahaan terkadang menegosiasikan gencatan senjata yang rapuh untuk menyepakati standar tertentu. 

Standar ini membantu untuk mencapai interoperabilitas antara alat yang berbeda dan menghindari ketergantungan pada perusahaan atau proyek tertentu (teknologi). Standar dasar yang harus diikuti:

  • Container Runtime Interface (CRI) mendefinisikan API antara Kubernetes dan Container Runtime.
  • Open Container Initiative (OCI) mendefinisikan standar untuk image dan container.

Diagram di bawah menunjukkan bagaimana Docker , Kubernetes , CRI , OCI , containerd dan runc cocok bersama dalam ekosistem ini:

Penjelasan Hubungan antara docker, CRI-O, containerd und runc Sumber Informasi: www.tutorialworks.com
  1. Ini adalah alat yang digunakan untuk menjalankan kontainer dalam pengembangan atau produksi.
  2. CRI ( Container Runtime Interface) adalah Kubernetes API (Application Programming Interface). CRI mendefinisikan cara Kubernetes berinteraksi dengan runtime container yang berbeda. Karena standar dalam spesifikasi, Anda dapat memilih implementasi CRI mana yang ingin Anda gunakan atau mungkin Anda tulis sendiri.
  3. Anda dapat memilih sendiri runtime yang sesuai dengan spesifikasi Container Runtime Interface (CRI). containerd dikembangkan oleh Docker. Plug-in CRI adalah plug-in yang terintegrasi secara bawaan dalam containerd dan diaktifkan secara default (dari versi 1.1). Ini memungkinkan Anda untuk menjalankan Kubernetes dengan containerd sebagai runtime container. CRI-O adalah proyek open source dan alternatif untuk containerd dan didukung oleh sejumlah perusahaan terkenal.
  4. OCI adalah spesifikasi standar industri terbuka yang berisi dua spesifikasi: spesifikasi runtime (runtime-spec) dan spesifikasi gambar (image-spec)
  5. runC adalah alat yang sesuai dengan OCI untuk membuat dan menjalankan container. runc digunakan untuk membuat dan menjalankan container sesuai dengan spesifikasi OCI.
sumber info: https://www.kreyman.de/index.php/others/linux-kubernetes/232-unterschiede-zwischen-docker-containerd-cri-o-und-runc

Docker

Kami akan mulai dengan Docker karena ini adalah alat kontainer paling populer saat ini. Bagi banyak orang, nama “Docker” sendiri merupakan sinonim dari kata “container”.

Docker memulai seluruh revolusi containerisasi ini. Docker telah menciptakan alat yang sangat ergonomis dan mudah digunakan untuk bekerja dengan container, yang juga disebut Docker.

Proyek untuk mengoperasikan wadah dengan Docker
Sumber: www.tutorialworks.com


  1. Administrasi dari Pengguna / administrator dan memulai container dengan CLI Docker.
  2. containerd menggunakan image, mengelola jaringan dan penyimpanan, dan menggunakan runc untuk menjalankan container
  3. runc menangani Low Level “Stab” process untuk membuat dan menjalankan proses container 

docker  dapat diinstal pada sistem operasi klien atau pada sistem operasi server. docker  berisi sejumlah alat yang menyederhanakan pekerjaan pengembang dan insinyur DevOps. Dengan  CLI buruh pelabuhan Anda dapat membuat image container, mengambilnya dari repositori, membuat container, memulai dan mengelolanya.

Docker terdiri dari tiga proyek:

docker-cli – adalah utilitas baris perintah yangberinteraksidengan Anda menggunakan perintah docker .

containerd –  adalah daemon Linux yang mengelola dan memulai container. Ini mengunduh gambar dari repositori, mengelola penyimpanan dan jaringan, dan memantau eksekusi kontainer.

Runc – adalah runtime container tingkat rendah yang benar-benar membuat container dan menjalankan. Ini termasuk  libcontainer , implementasi berbasis Go asli untuk membuat container.

Saat Anda menjalankan wadah dengan docker , Anda sebenarnya menjalankannya dari daemon docker, containerd, dan kemudian runc .

Dockershim: Docker di Kubernetes

Penting untuk dicatat bahwa Kubernetes hanya dapat melayani runtime container yang mendukung Container Runtime Interface (CRI). Namun, Docker tidak dapat secara langsung mendukung standar ini. Oleh karena itu, Kubernetes menyertakan komponen yang disebut dockershim, yang diperlukan untuk bekerja dengan Docker.

Di masa mendatang (dari versi 1.23) Kubernetes akan menghentikan dukungan untuk Dockershim dan juga Docker dan hanya akan bekerja dengan Container Runtime s yang mendukung Container Runtime Interface (CRI) – containerd atau CRI-O . ( FAQ Penghentian Dockershim )

Namun, ini tidak berarti bahwa Kubernetes tidak akan dapat menjalankan container berformat Docker. Baik containerd maupun CRI-O dapat menjalankan gambar berformat Docker (berformat OCI). Anda tinggal melakukannya tanpa harus menggunakan perintah docker atau daemon Docker.

Shim – Secara teknis, shim adalah komponen dalam sistem perangkat lunak yang bertindak sebagai jembatan antara berbagai API atau sebagai lapisan kompatibilitas. Terkadang shim ditambahkan saat Anda ingin menggunakan komponen pihak ketiga. Anda membutuhkan sedikit kode lem untuk membuatnya bekerja.

Docker-Images

Apa yang disebut banyak orang sebagai Docker Image sebenarnya adalah Image yang dikemas dalam format Open Container Initiative (OCI) .

Jika Anda ingin mengunduh gambar dari Docker Hub atau repositori lain, Anda dapat melakukannya dengan perintah  buruh pelabuhan atau dengan utilitas podman, atau dengan alat lain yang mendukung spesifikasi format gambar OCI.

Container Runtime Interface (CRI)

CRI adalah API yang digunakan Kubernetes untuk mengontrol berbagai runtime container untuk membuat dan mengelola container.

CRI menyederhanakan penggunaan runtime container yang berbeda untuk Kubernetes (atau lebih tepatnya kubelet ). Alih-alih mendukung setiap kemungkinan runtime container secara terpisah, hanya standar CRI yang didukung yang digunakan. Dalam hal ini, tugas manajemen kontainer sepenuhnya terletak pada runtime kontainer.

Sumber: www.tutorialworks.com

Jadi, jika Anda lebih suka menggunakan containerd untuk menjalankan container Anda, jangan ragu untuk melakukannya. Atau, jika Anda lebih suka menggunakan CRI-O maka Anda dapat menggunakan ini dengan aman. Ini karena spesifikasi CRI diimplementasikan di kedua runtime.

Sebagian besar waktu, jika Anda adalah pengguna akhir, bagaimana Anda mengimplementasikannya tidak menjadi masalah. Implementasi CRI dirancang agar dapat dipasang dan diubah dengan mulus.

Untuk informasi Anda: Red Hat (proyek OpenShift) menggunakan CRI-O dan bertanggung jawab atas pemeliharaannya (keamanan, perbaikan bug, dll.). Sementara containerd terus dibungkus oleh Docker.

Runtime container mana yang digunakan di Kubernetes?

The kubelet (sebuah berjalan agen pada setiap node) bertanggung jawab untuk berinteraksi dengan runtime wadah dalam arsitektur Kubernetes. Tugas utama kubelet adalah mengirimkan instruksi start/stop ke runtime container.

Opsi berikut digunakan untuk mengonfigurasi runtime container:  –container-runtime dan  –container-runtime-endpoint. Anda dapat mengetahui Container Runtime mana yang sudah terinstal di infrastruktur Kubernetes Anda menggunakan rantai perintah berikut:

kubectl mendeskripsikan simpul <node_name>

sumber info: https://www.kreyman.de/index.php/others/linux-kubernetes/232-unterschiede-zwischen-docker-containerd-cri-o-und-runc

containerd

containerd adalah runtime container tingkat tinggi yang berasal dari Docker dan mengimplementasikan spesifikasi CRI. ontainerd menarik gambar dari repositori, mengelolanya dan kemudian meneruskannya ke runtime bawahan, yang benar-benar membuat dan menjalankan proses kontainer.

containerd  telah dihapus dari proyek Docker untuk membuat Docker lebih modular. Jadi Docker menggunakan containerd untuk dirinya sendiri.Saat Anda menginstal Docker, containerd juga   diinstal secara otomatis. Selain itu, ontainerd menggunakan pluginnya sendiri untuk mendukung CRI di Kubernetes.

CRI-O

CRI-O adalah runtime container tingkat tinggi lainnya yang mengimplementasikan Container Runtime Interface (CRI). CRI-O adalah alternatif untuk  containerd dan bekerja dengan cara yang sama.

CRI-O dikembangkan dengan dukungan Red Hat, IBM, Intel dan SUSE sebagai wadah runtime untuk Kubernetes. CRI-O menawarkan kemungkinan untuk memulai, menghentikan, atau memulai ulang container, sama seperti containerd.

Inisiatif Kontainer Terbuka (OCI)

OCI adalah sekelompok perusahaan teknologi yang mempertahankan spesifikasi untuk format gambar kontainer dan eksekusi kontainer.

Gagasan di balik OCI adalah Anda dapat memilih di antara berbagai runtime yang sesuai dengan spesifikasi. Masing-masing runtime ini memiliki sub-implementasi yang berbeda.

Misalnya, Anda memiliki satu runtime yang kompatibel dengan OCI untuk host Linux Anda dan satu untuk host Windows Anda. Ini adalah keuntungan memiliki standar yang dapat diterapkan oleh banyak proyek yang berbeda.

runc

runc  adalah runtime kontainer yang kompatibel dengan OCI. Ini mengimplementasikan spesifikasi OCI dan menjalankan proses container.

runc  disebut sebagai  implementasi referensi  OCI.

Apa itu implementasi referensi?

Implementasi referensi adalah perangkat lunak yang telah mengimplementasikan semua persyaratan spesifikasi atau standar. Biasanya software pertama yang dikembangkan dari spesifikasinya. Dalam kasus OCI, runc menawarkan   semua fungsi yang diharapkan dari runtime yang sesuai dengan OCI, meskipun setiap orang dapat mengimplementasikan runtime OCI mereka sendiri jika mereka mau.

runc  menawarkan semua fungsi tingkat rendah untuk wadah dan berinteraksi dengan fitur Linux tingkat rendah yang ada seperti ruang nama dan grup kontrol. runc menggunakan fungsi-fungsi ini untuk membuat dan menjalankan proses container.

Ada juga beberapa alternatif untuk runc :

  • crun adalah runtime kontainer yang ditulisdalam  C (sebaliknya, runc ada di Go )
  • kata-Runtime berasal dari proyek Katacontainers , yang mengimplementasikan spesifikasi OCI sebagai VM ringan individual (virtualisasi perangkat keras)
  • gVisor berasal dari Google dan dapat membuat wadah dengan kernelnya sendiri. Ini mengimplementasikan OCI dalam runtime-nya yang disebut runc .

Kesimpulan

Dalam artikel ini kita melihat bahwa Docker hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan ekosistem container. Ada standar terbuka: CRI dan OCI serta proyek seperti  containerdrunc  dan  CRI-O . Kami akan segera melihat banyak implementasi baru dari runtime container dengan dukungan untuk standar CRI dan OCI.

Semoga artikel ini bisa memberi sedikit pencerahan tentang gelapnya dunia container.

Pengarang: Tom Donohue

Posting blog ini adalah terjemahan dari bahasa Jerman. Anda dapat menemukan artikel asli di tautan ini . (https://www.kreyman.de/index.php/others/linux-kubernetes/232-unterschiede-zwischen-docker-containerd-cri-o-und-runc)

How To install Docker on Raspberry PI

Berikut ini sedikit ulasan bagaimana process instalasi docker pada Raspberry Pi

Lakukan update sebelum memulai instalasi pada Raspberry pi anda:

sudo apt update && sudo apt upgrade

check Rasbian os version:

cat /etc/os-release

Download Skript instalasi docker dengan Curl:

curl -fsSL https://get.docker.com -o get-docker.sh

Start instalasi docker:

sh get-docker.sh

Konfigurasi Raspberry user pengguna docker:

sudo usermod -aG docker <run user for docker>
sudo usermod -aG docker pi

check apakah User dapat menggunakan docker:

id -a | grep docker

listing seperti ini harus tampil di konsole anda:

....., 995(docker), ......

Untuk mencoba apakah anda sekarang dapat menggunak kan docker , anda dapat mencoba untuk menampilkan semua process yang online di docker dengan komand ini :

docker ps -a

CONTAINER ID   IMAGE     COMMAND   CREATED   STATUS    PORTS     NAMES

Setelah itu instalasi docker-compose:

sudo apt-get install libffi-dev libssl-dev
sudo apt install python3-dev
sudo apt-get install -y python3 python3-pip
sudo pip3 install docker-compose

check instalasi docker-compose:

docker-compose --version
docker-compose version 1.29.2, build unknown

Tolong diperhatikan informasi ini, untuk anda yang menggunakan Docker untuk bekerja: https://www.docker.com/blog/do-the-new-terms-of-docker-desktop-apply-if-you-dont-use-the-docker-desktop-ui/ 

Penggunaan docker tidak lagi licensi free (gratis) untuk pekerjaan profesional, untuk lebih jelas silahkan baca lebih detail di Informasi diatas!

Homebridge sebagai jembatan antara HomePod dan IOT device ( Philip HUE, TP-Link, Shelly)

Kebanyakan alat IOT device atau sensor , mempunyai Interface dengan Android, tapi jarang sekali yang out off the box mempunyai implementasi untuk dipakai dengan Apple Home,

Dengan menggunakan Pi Zero W sebagai Homebridge Server anda dapat menhubungkan IoT devices anda dengan Apple Home sehingga, data data sensor dan Applikasi hardware anda bisa difungsikan lewat siri, yang anda perlukan hanyalah menciptakan konfigurasi Homebride yang cocok untuk IoT device anda dan memakai atau mengimplementasikan Homebridge plugin yang cocok untuk IoT device anda!

Hardware untuk IOT:

  • raspberry zero WH
  • DS1820 temperature sensor
  • IPHONE/IPAD
  • HomePod
  • Fritz Router
  • TP-Link HS110 Switch
  • Pi Camera 8MP ver2.1
  • Philips HUE HUb
  • Lampu Philips HUE
  • Eve heater

Software :

  • NodeJs
  • homebridge & needed plugin
  • onewire scripts

Weekend projekt ini hanya perlu waktu 2 Jam untuk implementasi

Dengan Plugin untuk Homebridge saya sudah menghubungkan  PiCamera, One Wire Temperatur Sensor, Lampu Philips HUE , EVE heater switch , serta TP-Link Switch HS110 sehingga bisa digunakan dengan siri.

Hardware yang anda perlukan:

Regresion Test Tools:

  • Ride sebagai Test Case Tools
  • Hasil Test dalam bentuk HTM(xml)
  • Robotframework dapat di gunakan untuk berbagai OS and Hardware (Wins, Mac, Linux, Unix)!

#WasMichMotiviert